Definisi Seleksi SDM :
Menurut Handoko(1985:61) pengertian seleksi adalah serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak.
Menurut Gomes (1995: 1 17) pengertian seleksi adalah serangkaian langkah kegiatan yang dilaksanakan untuk memutuskan apakah seorang pelamar diterimaditolak, tetap/tidaknya seorang pekerja ditempatkan pada posisi - posisi tertentu yang ada di dalam organisasi.
Proses seleksi merupakan salah satu fungsi terpenting dalam manajemen sumber daya manusia, karena tersedia/tidaknya pekerja dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, diterima / tidaknya pelamar yang telah lulus proses rekrutmen, tepat/tidaknya penempatan seorang pekerja pada posisi tertentu, sangat ditentukan oleh fungsi seleksi dan penempatan ini. Jika fungsi ini tidak dilaksanakan dengan baik maka dengan sendirinya akan berakibat fatal terhadap pencapaian tujuan - tujuan organisasi.
Tujuan Proses Seleksi
Menurut Nitisemito (1 996:36) tujuan dilaksanakan proses seleksi adalah untuk mendapatkan "The Right Man In The Right Place". Didalam proses seleksi perusahaan harus mendapatkan tenaga kerja yang tepat di dalam posisi yang tepat pula. Untuk keperluan tersebut perusahaan harus menetapkan faktor - faktor yang perlu diseleksi, serta menentukan proses seleksi yang dapat dilaksanakan secara maksimal Efektivitas fungsi seleksi dan penempatan sangat ditentukan oleh beberapa syarat penting, dan bahkan tergantung pada informasi - informasi yang diperoleh dari syarat - syarat tersebut. Syarat - syarat menurut Nitisemito (1996:37) adalah :
- Informasi analisis jabatan, yang memberikan diskripsi jabatan, spesifikasi jabatan dan standar - standar prestasi yang disyaratkan setiap jabatan.
- Rencana - rencana sumber daya manusia, yang memberikan informasi kepada manajer tentang tersedia / tidaknya lowongan pekerjaan dalam organisasi.
- Keberhasilan fungsi rekrutmen, yang akan menjamin manajer bahwa tersedia sekelompok orang yang akan dipilih.
Faktor - faktor yang harus diperhatikan dalam proses penyeleksian SDM :
Menurut Nitisemo (1996:38), faktor - faktor yang mempengaruhi proses seleksi adalah sebagai berikut:
1. Umur : Usia seseorang sangat mempengaruhi disiplin, tanggung jawab, pengalaman, kondisi fisik, kesetiaan. Pada karyawan yang masih muda, pada umumnya mereka kurang disiplin, tanggung jawab, pengalaman, dan kesetiaan, akan tetapi mereka memiliki kondisi fisik yang bagus. Sedangkan karyawan yang sudah agak tua memiliki disiplin, tanggung jawab, pengalaman dan kesetiaan yang lebih besar, tetapi kondisi fisik yang sudah mulai menurun.
2. Jenis kelamin : jenis kelamin mempengaruhi tugas-tugas yang dibebankan pada seorang karyawan, karyawan wanita diberi tugas yang kurang mengandalkan kemampuan fisik, bila dibandingkan dengan karyawan laki-laki. Ada tugas - tugas tertentu yang hasilnya akan lebih baik jika dikerjakan oleh karyawan wanita jika dibandingkan dengan hasih pekerjaan karyawan laki - laki dan sebaliknya.
3. Kesehatan : kesehatan dibagi menjadi dua bagian yaitu : kesehatan dalam arti umum artinya seorang karyawan tidak mempunyai penyakit yang berbahaya dan dapat menular pada karyawan lain. Sedangkan kesehatan dalam arti khusus artinya seorang karyawan dapat menurun produktivitas kerjanya karena kesehatan dalam arti khususnya terganggu misalnya : seorang pilot harus tidak berkacamata.
4. Tubuh : meliputi tinggi badan, berat badan, roman muka, bau badan, potongan rambut, cara berjalan dan lain sebagainya. Hal-ha1 tersebut diatas sangat berpengaruh dalam produktifitas karyawan, dan harus diseleksi dengan ketat, misalnya seorang karyawan hotel harus tidak punya bau badan, potongan rambut harus rapi, gaya tubuh harus professional.
Menurut Robbins (200 1 :49), faktor - faktor yang mempengaruhi proses penyeleksian antara lain sebagai berikut:
1. Kemampuan fisik
Merupakan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan keterampilan serupa. Berikut ini adalah sembilan kemampuan fisik dasar :
- Kekuatan dinamis : kemampuan untuk mengenakan kekuatan otot secara berulang-ulang atau berkesinambungan sepanjang suatu kurun waktu.
- Kekuatan tubuh : kemampuan mengenakan kekuatan otot dengan menggunakan otot-otot tubuh ( terutama perut ).
- Kekuatan statis : kemampuan mengenakan kekuatan terhadap obyek luar.
- Kekuatan eksplosif : kemampuan menghabiskan suatu maksimum energi ledakan dalam satu atau sederetan tindakan.
- Keluwesan extent : kemampuan menggerakkan otot tubuh dan meregang punggung sejauh mungkin.
- Keluwesan dinamis : kemampuan melakukan gerakan cepat.
- Koordinasi tubuh : kemampuan mengkoordinasikan tindakan-tindakan serentak dari bagian-bagian tubuh yang berlainan.
- Keseimbangan : kemampuan mempertahankan keseimbangan meskipun ada kekuatan-kekuatan yang mengganggu keseimbangan itu.
- Stamina : kemampuan melanjutkan upaya maksimum yang menuntut upaya yang diperpanjang sepanjang suatu kurun waktu.
Masih menurut Robbins (200 1 :53), kepribadian adalah total jumlah dari cara-cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. Ini paling sering digambarkan dalam bentuk sifat-sifat yang dapat diukur yang diperlihatkan oleh seseorang. Lima faktor kepribadian :
- Kepekaan Sosial : suatu dimensi kepribadian yang menggambarkan seseorang yang senang bergaul, banyak bicara, dan tegas.
- Mampu bersepakat : suatu dimensi kepribadian yang menggambarkan seseorang yang baik hati kooperatif dan mempercayai.
- Mendengarkan kata hati : suatu dimensi kepribadian yang menggambarkan seseorang yang bertanggung jawab, dapat diandalkan, tekun dan berorientasi-prestasi, disiplin, jujur.
- Kemantapan emosional : suatu dimensi kepribadian yang menampung kemampuan seseorang untuk menahan stres. Orang dengan kemantapan emosional positif cenderung berciri tenang, bergairah dan aman. Mereka dengan skor negatif yang tinggi cenderung gelisah, tertekan, dan tidak aman.
- Keterbukaan dalam pengalaman : suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang imaj inatif, benar-benar sensitif, dan intelektual.
Menurut Robbins (200 1 :46) kemampuan intelektual adalah kemampuan yang di perlukan untuk menjalankan kegiatan mental. Tes kualitas intelektual (IQ), misalnya, dirancang untuk memastikan kemampuan intelektual umum seseorang. Tujuh dimensi yang paling sering membentuk kemampuan intelektual adalah Kecerdasan numeric, Pemahaman verbal, Kecepatan perseptual, Penalaran induktif, Penalaran deduktif, Visualisasi ruang dan Ingatan.